MATERI SOFTSKILL (MATERI PRESENTASI SOFTSKILL)


MEMBANGUN POLA PIKIR SISWA

(Sikap yang Harus Dimiliki Seorang Siswa)

Sikap merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi setiap orang. Sikap atau perilaku merupakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh seseorang dalam menunjukkan tindakannya terhadap orang lain. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum menyadari betapa pentingnya sikap dalam berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Padahal sikap merupakan salah satu tolak ukur seseorang dalam menunjang kesuksesannya entah dalam berkomunikasi maupun berbisnis.
Misalnya saja, seorang pelajar SMA/SMK menyatakan jika prioritas atau tujuan utamanya dalam 1 – 3 tahun ke depan adalah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (universitas), dan ternyata hampir seluruh pelajar belajar dengan sungguh – sungguh sebagai langkah pertama yang penting dalam mencapai tujuan yang diharapkannya. Selain itu, tujuan lain pun pelajar melakukan hal yang sama yaitu belajar materi agar dapat mencapai tujuannya seperti bekerja, membangun bisnis baru, atau bahkan menikah. Bisa diketahui jika belajar memang sangatlah penting dalam menunjang kesuksesan dengan pemahaman teori dan pengetahuan yang begitu luas. Sebenarnya pemahaman seseorang mengenai hal ini tidak sepenuhnya salah. Teori memang memberi dampak yang positif bagi otak dan pola pikir seseorang, akan tetapi berdasarkan apa yang telah disebutkan oleh para pelajar mengenai tujuan yang ingin mereka capai  sebenarnya teori yang mereka dapatkan ketika di sekolah tidak memiliki dampak yang begitu mencolok dalam pencapaian prioritas utama mereka ke depan. Dan seandainya seorang pelajar seperti itu, maka pelajar akan menjadi orang yang teoristis karena hanya terpacu oleh materi yang dijelaskan dalam buku yang mereka baca. Padahal mayoritas orang yang teoristis cenderung pasif akan sebuah tindakan. Mengapa hal ini  dapat terjadi? Hal ini terjadi karena ketika seseorang menerima sebuah teori maka mereka hanya membacanya saja tanpa mengetahui dengan benar bagaimana penerapannya, sehingga membuat seseorang sulit untuk menerapkan apa yang mereka dapatkan. Sedangkan, saat seseorang telah memasuki dunia luar yang mereka hadapi adalah manusia, bukan tumpukan buku yang mereka baca setiap hari. Dan hal ini, belum disadari oleh para pelajar SMA/SMK saat ini. 

 Perhatikan contoh berikut!
  1. Seseorang memilih melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas pasti memiliki alasan tertentu. Akan tetapi, mayoritas dari mereka berpikiran bahwa setelah lulus dari SMA akan melanjutkan pendidikan ke universitas terlebih dahulu baru mereka akan bergabung di lingkup dunia kerja.
  2. Seseorang memilih melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan juga pasti memiliki alasan tersendiri. Jika dilihat bahwa SMK merupakan sekolah dengan basic kejuruan sehingga pelajar juga pasti memilih SMK dengan latar belakang setelah lulus SMK mereka dapat langsung terjun ke dunia kerja.
Jika kita jeli untuk melihat kedua hal tersebut, sebenarnya seseorang memilih sekolah yang berbeda akan tetapi sebenarnya tujuan mereka sama, yaitu bekerja dan memperoleh penghasilan. Dapat disimpulkan jika sekolah berbasis SMA maupun SMK ternyata tujuan terakhir siswa pastilah “uang”. Lalu bagaimana seseorang dapat memperoleh uang tersebut?
Sikap dalam dunia kerja itu PENTING!
Sikap dalam lingkungan kerja itu PENTING
Di era saat ini ternyata dalam mencari kerja agar dapat memperoleh penghasilan merupakan suatu hal yang dianggap sulit, apalagi dengan persaingan yang begitu ketatnya. Namun kenyataannya, hampir seluruh pekerjaan tidak sepenuhnya memerlukan teori melainkan yang diperlukan adalah sikap. Dan banyak pula kasus yang memperlihatkan para pelamar kerja gagal dalam sesi wawancara kerja meskipun mereka adalah seorang yang cerdas. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang memiliki kecerdasan yang memadai, tidak diimbangi dengan sikap yang baik. Jadi ketika melamar pekerjaan pun, suatu instansi atau perusahaan berpikir dua kali untuk hal ini. Dan hal ini telah terbukti, jika sebuah perusahaan mencari seorang pekerja yang cakap, memiliki minat yang tinggi, energik, terampil, dan siap untuk belajar hal – hal yang baru. Kriteria tersebut hampir dimiliki oleh seluruh perusahaan yang ada karena bagi perusahaan lebih baik memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan yang rata – rata namun memiliki sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.
Jika dilihat, dalam lingkup SMA :
  • Bagi perusahaan kurang menaruh minat karena hanya terpaku oleh teori dan masih kurang pengalaman dalam pekerjaan.

     
    Teori                75%                            
  • Prakterk          25%
Sedangkan, dalam lingkup SMK :
  • Bagi perusahaan kurang menaruh minat karena tingkat pendidikan yang dianggap kurang memenuhi standart.


     
    Teori                25%
  • Prakterk          75%

Dapat disimpulkan jika antara SMA dan SMK memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing dalam lingkungan kerja. Untuk itu, saat ini diperlukan sesuatu yang berbeda yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu sikap yang dewasa. Karena seperti yang telah disebutkan diatas, sikap sangatlah penting. Bahkan sikap yang dibutuhkan saat ini ternyata tidak dipelajari di hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Misalnya dapat diambil contoh sebagai berikut :

“Ada seorang janda beranak tiga, yang berhasil membangun jaringan toko roti yang besar. Dia ingin ketiga anaknya tersebut meneruskan dan mengembangkan apa yang telah diraihnya dengan cara menyekolahkan anak – anaknya di perguruan tinggi. Masing – masing anaknya disekolahkan di perguruan tinggi dengan jurusan yang berbeda – beda yang nantinya bisa menopang usaha toko roti miliknya itu, mulai dari keuangan, manajemen bisnis, dan teknologi industri pangan. Akan tetapi, ketika si Ibu telah menyerahkan usaha toko roti miliknya kepada ketiga anaknya, jaringan toko roti tersebut malah mati. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Di masing – masing perguruan tinggi tempat anaknya menuntut ilmu tersebut sebagaimana perguruan tinggi pada umumnya tidak mengajarkan hal – hal yang dapat mengembangkan usaha toko roti si Ibu tersebut. Apakah gerangan yang dimiliki si Ibu yang tidak diajarkan di perguruan tinggi ini? Terdapat beberapa komponen yang dapat disebut dengan 5K, yaitu :
  1. Karakter, sesuatu yang unik yang terbentuk di lingkungan bersamaan dengan diimplementasikan visi, misi, strategi, operasionalisasi, dan budaya yang dibangun si Ibu untuk jaringan toko rotinya.
  2. Komitmen, menyangkut keseriusan si Ibu dalam memenuhi permintaan para pembeli rotinya. Komitmen dapat ditunjukan dalam standart ukuran, rasa, ketersediaan, harga dan lain – lain. Dengan komitmen inilah para pelanggan bisa yakin bahwa membeli roti dari si Ibu pasti enaknya, pasti ukurannya, pasti harganya dan pasti ketersediaannya.
  3. Keyakinan, dengan inilah si Ibu melangkah di awal usahanya, beliau yakin usahanya enak, beliau yakin orang diluar sana menganggap rotinya enak, beliau yakin orang – orang akan membelinya, danbeliau yakin harga rotinya wajar sehingga para pembeli dapat memperoleh roti yang enak.
  4. Kepatutan, ini bukan masalah benar atau salah tapi patut dan tidak patut. Kepatutan adalah memberi sesuai kebutuhan dan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dengan kepatutan inilah si Ibu melayani pelanggannya, menentukan ukuran roti, menentukan harga, kemasan, dan sebagainya.
  5. Keberanian, dari sinilah si Ibu memulai usahanya yaitu keberanian untuk memulai. Sekali melangkah dengan keberanian si Ibu cenderung untuk berani mengambil langkah – langkah berikutnya. Orang yang memiliki keberanian adalah orang yang bisa mencapai langkahnya kemana saja. Sebaliknya orang yang tidak memiliki keberanian tidak akan pernah bisa memulai.
Lalu dimana seseorang bisa belajar mengenai 5K tersebut? Yang jelas bukan di perguruan tinggi, akan tetapi bukan berarti perguruan tinggi menjadi tidak perlu, hanya saja tidak cukup. Demikian pula ilmu – ilmu kehidupan perlu untuk dipelajari. Akan tetapi ilmu saja tidak cukup, seandainya saja si Ibu hanya belajar mengenai bagaimana cara membuat roti yang enak tanpa menggunakan 5K maka dari awal toko rotinya tidak akan bertahan lama. Ketiga anaknya yang memiliki ilmu yang cukup tapi gagal meneruskan dan membesarkan toko roti ibunya dikarenakan si anak hanya memiliki ilmu tetapi tidak mampu membangun skill dan keterampilan yang membuat mereka berhasil memiliki sikap 5K seperti yang dimiliki ibunya.
Perbaiki sikap dan temukan keuntungan setelahnya.
Berdasarkan cerita diatas, dapat disimpulkan bahwa meskipun seorang wisudawan dari sebuah Universitas (Diploma atau Sarjana) belum tentu mencapai sebuah masa depan yang diharapkannya. Serta intelegensi seseorang hanya memegang peran 25% saja, sedangkan sikap memegang peran sebesar 75% yang berarti intelegensi ( kecerdasan) seseorang saja tidak cukup melainkan masih diperlukan komponen lainnya untuk mendapat sebuah pekerjaan yang pasti lalu dapat meraih kesuksesan.


Inilah kehidupan. Karena dalam bekerja atau berbisnis yang dihadapi adalah manusia yang mengutamakan keinginan mereka sendiri dan harapan untuk memperoleh keuntungan sebanyak – banyaknya. Berdasarkan uraian diatas ternyata di era saat ini sikaplah yang utama karena ketika seseorang berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, kesan pertama yang mereka lihat adalah sikap dan penampilan bukan dari fisik atau finansial.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Surat Lamaran Kerja dan CV. dalam bahasa Inggris

Sambutan Motivasi

Semangat Kebangsaan